Kehidupan yang Menjauh dari Tujuan Awalnya

beberapa waktu terakhir saya seringkali terpekur sendirian. kadang sore hari tatkala kesibukan membuat saya jenuh. tak jarangpun malam saat gelayut imaji mengusik mata yang baru saja terpejam. ya…proses hidup ini serasa semakin menjauh dari dasar hidup itu sendiri. betul itulah yang sedang terjadi kian kemari. dan sialnya hal itu melingkupi hampir segenap segmen masyarakat dari berbagai sektor hidup.


bagaimana tidak, jika anda pernah membaca literatur tentang bagaimana muasal sebuah masyarakat dikonstruksi pada awalnya. maka andapun tahu masyarakat mempertemukan di dalamnya kehendak bersama untuk hidup secara layak, tenteram dan terbebas dari ancaman baik alam maupun kelompok lain. semakin meluas disepakatinya kehendak tersebut maka terbentuklah tata-sosial yang semakin luas jangkauannya. terbentuklah sistem sosial yang secara mendasar dikonstruksikan bagi terjaminnya hak-hak individu dan kolektif manusia. dan singkat kata, maka terbentuklah negara dengan pemerintahan di dalamnya.

literatur klasik dengan singkat menggambarkan tujuan dasar dari pembentukan tatanan negara dan seterusnya pemerintahan adalah untuk menjamin tegaknya harkat kemanusiaan dan selanjutnya terciptanya kesejahteraan bersama. jika yang pertama mengacu pada hal-hal yang bersifat elementer kehidupan manusia, maka yang kedua lebih cenderung bersifat secondary needs. meskipun pada perkembangannya ia menjadi hal yang juga mutlak adanya. yah, keamanan dan kesejahteraan. begitu kira-kira bisa disingkatkan.

dalam terang konstantasi demikian, maka permufakatan masyarakat membentuk pemerintahan pada dasarnya dioreintasikan pada pencapaian dua hal mendasar tersebut. terciptanya keamanan dalam maknanya yang luas, dan terwujudnya kesejahteraan dalam maknanya yang paling mendasar, yakni kehidupan yang layak. bukan kehidupan yang berlebih. sebab memang dua hal itu kebutuhan dasar manusia, merasa aman dan merasa patut menjalani hidup.

persoalnnya, apakah dua hal dasar tersebut telah terwujud di negeri yang makmur ini? anda tentu lebih tahu apa jawabnya. sebab memang ia merujuk pada kondite individual masing-masing pribadi. lalu apa yang akan kita soal di sini? menggugat pemerintah? menggulingkannya? atau bahkan membubarkan republik ini? sepertinya itu terlalu jauh. akan baik jika kita menyasar hal-hal yang sederhana sahaja. sebab hidup sejatinya hal-hal yang sederhana itu. mata rantai hidup dan kehidupan itu sendiri dirangkai bukan oleh hal-hal besar, namun sebaliknya oleh hal-hal kecil yang melekat dalam penyerapan individu-individu yang memufakatkan kepatutan sosial tertentu.

lantas diamana soalnya? tidak rumit sebetulnya. sebab jika kita renungkan maka akan nampak jelas bahwa proses hidup yang menjadi semakin kompleks ini semakin berwatak mekanik. kehidupan manusia berkesadaran pasca terbentuknya pelbagai tatanan sosial dari level yang paling lokal hingga level yang paling global. kian hari kehidupan ini semakin mendekati watak sebuah mesin tak berkesadaran. dan manusiapun kemudian tak ubahnya bagian terkecil dari mesin mekanik maha besar bernama kehidupan.

ya…daur kehidupan yang awalnya bersumber dari permufakatan manusia sebagai subyek berkesadaran, selanjutnya menjadi mekanika superkuat yang bahkan munsubordinasi kesadaran manusia dan mencampakkannya ke altar modernitas. manusia selanjutnya menjadi korban dari sistem besar yang dimufakatkan oleh manusia sendiri. hingga di titik ini silahkan anda merenungkannya….!!!

tengok kiranya bagaimana ekonomi republik ini dikonstruksikan oleh segenap kecanggihan mesin yang bernama monetarisme, disandra oleh exchange comodities yang begitu kompleks secara logis. apa yang mampu ia perbuat bagi masyarakatnya. apa yang anda peroleh dari kehidupan perekonomian kita? pekerjaan yang layakkah, pendapatan yang mencukupi kebutuhankah, ataukah anda memperoleh privillege hidup yang cukup? atau mungkin anda butuh bertanya pada jutaan petani yang tiap hari punggungnya terbakar oleh terik matahari tentang apa yang mereka dapatkan dari pemerintahan yang setiap saat mengatasnamakan kepentingan mereka? atau mungkin anda perlu bertanya kepada jutaan nelayan yang tiap hari harus menyulam senar jalanya yang juga tak pernah menghasilkan ikan yang cukup untuk membiayai sekolah dan pengobatan anaknya?

bagi anda yang hidup dengan kelayakan hidup sebagaimana digariskan oleh para trendsetter bisa jadi renungan-renungan demikian tak lebih dari penghiburan diri dari orang-orang kalah. ia tak lebih dari keluh kesah tak terpelajar dari masayarakat miskin yang secara akademis tidak memenuhi standar dan kategori-kategori ilmiah yang ketat. tapi bagi mereka para petani dan juga nelayan yang rela tetap hidup di pojok-pojok republik yang tak tersentuh dan tak kebagian kue pembangunan hal-hal mendasar itulah yang mereka rindukan. barangkali bagi mereka tak soal siapa yang memimpin republik ini, atau apapun latar belakang ideologi pemimpinnya yang mereka butuhkan tetaplah sama. bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhan makan dan biaya sekolah anaknya. mereka tidak mampu mengimajinasikan libur tahunan layaknya para eksekutif di kota-kota besar.

itulah sebagian sisi-sisi dasar yang semakin ditinggalkan oleh khidupan itu sendiri. sisi dasar dari kehidupan manusia yang terlipat di antara rumitnya perkembangan hidup yang semakin canggih dan kemudian dilupakan oleh kehidupan itu sendiri. mungkin anda punya lebih banyak dari yang bisa saya sampaikan disini. mari silahkan…....

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kehidupan yang Menjauh dari Tujuan Awalnya"